KONTROL KEAMANAN RUMAH



1. Tujuan

- Mengetahui Komponen untuk merangkai sensor
- Menjelaskan prinsip kerja sensor getar, touch sensor dan sensor suara
- mengetahui rangkaian sensor getar, touch sensor dan sensor suara sebagai kontrol pengantar makanan
2. Alat dan bahan 
alat
1. power supply

          Pada sebuah rangkaian elektronikaterdapat pin/kaki dengan tulisan Vcc. Tulisan tersebut sering kita jumpai pada rangkaian elektronika, kadang hal sepele seperti ini menjadi sesuatu yang susah bagi siswa ketika berhubungan langsung pada suatu alat, misal ketika melakukan praktikum, melakukan uji simulasi di komputer atau menemukan pada buku. Secara sederhana, VCC menunjukan pin yang harus disambung pada muatan positif. biasanya berukuran 5V,3V,12V dsb.

2. Multimeter
Multimeter adalah suatu alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur tiga jenis besaran listrik yaitu arus listriktegangan listrik, dan hambatan listrik.[1] Sebutan lain untuk multimeter adalah AVO-meter yang merupakan singkatan dari satuan AmpereVolt, dan Ohm


bahan;

    Rain sensor atau sensor hujan adalah jenis sensor yang berfungsi mendeteksi terjadinya hujan atau tidak.

a. Transistor NPN
(Gambar 2. Transistor NPN)

    Transistor NPN persimpangan Bipolar, Lapisan material N bermuatan negatif dan P bermuatan positif. memiliki lapisan positif diantara dua lapisan negatif. Umum digunakan untuk switching, memperkuat sinyal. memiliki tiga terminal yaitu, B(basis), C(Kolektor), E(emitor) Umum digunakan untuk switching, memperkuat Sinyal.

c. LED- RED
(Gambar 3. LED RED)

fungsi LED dalam rangkaian adalah sebagai indikator atau sinyal indikator/lampu indikator

4. Relay

(Gambar 4. Relay)

    Relay adalah komponen yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik yang besar dengan menggunakan kendali listrik arus kecil.

5. Sound sensor


(Gambar 5. sound sensor)
    Sensor suara adalah sensor yang cara kerjanya yaitu merubah besaran suara menjadi besaran listrik.

6. Resistor
(Gambar 6. Resistor)
    Resistor berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika

7. Flex Sensor
(Gambar 7. Flex Sensor)
    Flex Sensor dapat di aplikasikan pada robot, control otomotif, peralatan medis, kontrol industri, peripheral komputer, produk fitness, alat musik, game virtual reality, alat terapi fisik, dan lain-lain.

8. Inverter


(Gambar 8. Inverter)
Gerbang Logika Inverter adalah salah satu Gerbang Logika dengan satu sinyal masukan dan juga satu sinyal keluaran. Inverter juga disebut sebagai gerbang Komplemen (lawan) dimana sinyal keluaran selalu berlawanan dengan sinyal masukan.

3. dasar teori  

a. Sound sensor
 
(Gambar 9. Sound Sensor)

      Spesifikasi dari Sound Sensor:

        ·         Tegangan kerja: DC 3.3-5V

        ·         Sensitivitas yang Dapat Disesuaikan

        ·         Dimensi: 32 x 17 mm

        ·         Indikasi keluaran sinyal

        ·         Output sinyal saluran tunggal

        ·         Dengan lubang baut penahan, pemasangan yang mudah

        ·         Mengeluarkan level rendah dan sinyal menyala ketika ada suara

        ·         Output berupa digital switching output (0 dan 1 high dan low)

Konfigurasi Sound Sensor   :



 
 Grafik Sound Sensor



b. Transistor NPN

    Transistor NPN adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor (Pemancar). Komponen ini berfungsi sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi tegangan, modulasi sinyal dan masih banyak lagi fungsi lainnya. Selain itu, transistor juga dapat digunakan sebagai kran listrik sehingga dapat mengalirkan listrik dengan sangat akurat dan sumber listriknya.

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menentukan Transistor NPN :
1. Atur posisi saklar pada mode Dioda.
2. Hubungkan Probe Merah (+) pada terminal Basis Transistor.
3. Hubungkan Probe Hitam (-) pada terminal Emitor Transistor. Layar Multimeter akan menunjukan nilai tegangan tertentu.
4. Pindahkan Probe Hitam (-) pada terminal Kolektor Transistor. Layar Multimeter akan menunjukan nilai tegangan tertentu.
5. Jika langkah ke-3 dan ke-4 menunjukan nilai tegangan tertentu, maka Transistor tersebut dapat dipastikan adalah Transistor jenis NPN.

(Gambar 10. Simbol dan struktur untuk transistor NPN)
Emitor = Semikonduktor Tipe N = Katoda pada Dioda.
Basis = Semikonduktor Tipe P = Anoda pada Dioda.
Kolektor = Semikonduktor Tipe N = Katoda pada Dioda.
b. MQ-4
    Sensor MQ-4 merupakan hasil produksi Hanwai Electronics. Material sensitif dari sensor gas ini terbuat dari bahan semikonduktor SnO2 yang memiliki konduktivitas lebih rendah ketika berada pada medium udara bersih. Ketika gas target terdeteksi (metan) konduktivitas sensor akan meningkat sebanding dengan peningkatan konsentrasi gas polutan. Spesifikasi dari sensor MQ-4 adalah sebagai berikut :
1. Mampu mendeteksi konsentrasi gas metan dengan jangkauan pengukuran 300 ppm – 10.000 ppm
2. Mampu bekerja pada rentang temperatur -10°C - 50°C.
3. Memiliki tegangan sirkuit dan tegangan pemanas 5 VDC dengan konsumsi daya kurang dari 900 mW. 
4. Memiliki hambatan pemanas 31 Ω ± 3Ω (pada temperatur ruangan).
5. . Memiliki kondisi deteksi standar pada temperatur 20°C ± 2°C dan kelembaban relatif 65% ± 5%.
6. Memiliki keluaran data analog berupa perubahan tegangan listrik sensor
    
    Bahan sensitif sensor gas MQ-4 adalah SnO2, yang memiliki konduktivitas lebih rendah di udara bersih. Ketika target gas yang mudah terbakar ada, Konduktivitas sensor lebih tinggi seiring dengan konsentrasi kenaikan gas.
    Sensor gas MQ-4 memiliki kepekaan tinggi terhadap Metana, juga terhadap Propana dan Butan. Sensornya bisa jadi digunakan untuk mendeteksi berbagai gas yang mudah terbakar, terutama Metana

karakter

a. Sensitivitas yang baik terhadap gas yang mudah terbakar dalam jangkauan luas
b. Sensitivitas tinggi terhadap gas alam
c. Umur panjang dan biaya rendah
d. Sirkuit penggerak sederhana

aplikasi
a. Detektor kebocoran gas rumah tangga
b. Detektor gas yang mudah terbakar industri 
c. Detektor gas portabel

teknikal data dan loop tes dasar

(Gambar 11. tekknikal data dan loop tes standar)    

    Gambar 12 adalah rangkaian uji dasar dari sensor. Sensor harus diberi tegangan 2, tegangan pemanas VH) dan tegangan uji (VC). VH digunakan untuk memasok pekerjaan bersertifikat suhu ke sensor, sedangkan VC digunakan untuk mendeteksi tegangan (VRL) pada tahanan beban(RL) yang dirangkai dengan sensor. Itu Sensor memiliki polaritas cahaya, Vc membutuhkan DC kekuasaan. VC dan VH dapat menggunakan daya yang sama sirkuit dengan prasyarat untuk memastikan kinerja sensor. Untuk membuatnya sensor dengan kinerja yang lebih baik, nilai RL yang sesuai dibutuhkan: Kekuatan tubuh Sensitivitas (Ps): Ps = Vc^2 × Rs / (Rs + RL)^2 Resistensi sensor (Rs): Rs = (Vc / VRL-1) × RL

(a)                                                        (b)
(Gambar 12. sensivitas dan pengaruh suhu/kelembapan)

    Gambar 14 a menunjukkan karakteristik sensitivitas khas dari MQ-4, rasio rata-rata ordinat resistansi sensor (Rs / Ro), absis adalah konsentrasi gas. Rs berarti resistansi dalam gas yang berbeda, Ro berarti resistansi sensor dalam Metana 1000ppm. Semua pengujian berada di bawah kondisi est standar.          P.S .: Kepekaan terhadap asap adalah menyalakan 10 batang rokok dalam 8m^3 ruangan, dan hasilnya sama dengan 200ppm Metana.

    Gambar 14 b. menunjukkan karakteristik suhu dan kelembapan yang khas. Ordinate berarti rasio resistansi sensor (Rs / Ro), Rs berarti resistansi sensor dalam 1000ppm menunjukkan karakteristik suhu dan kelembapan yang khas. Ordinate berarti rasio resistansi sensor (Rs / Ro), Rs berarti resistansi sensor dalam 1000ppm Metana di bawah suhu yang berbeda. dan kelembaban Ro berarti resistansi sensor di lingkungan 1000ppm Metana, 20 ℃ / 65% RH 

(Gambar 13. struktur dan konfigurasi sensor MQ-4)

    Struktur dan konfigurasi sensor gas MQ-4 ditunjukkan pada Gambar 14, sensor yang disusun oleh tabung keramik mikro AL2O3, Timah
Lapisan sensitif Dioksida (SnO2), elektroda pengukur dan pemanas dipasang menjadi kerak yang terbuat dari plastik dan baja tahan karat
bersih. Pemanas menyediakan kondisi kerja yang diperlukan untuk pekerjaan komponen sensitif. MQ-4 yang dibungkus memiliki 6 pin, 4 diantaranya digunakan untuk mengambil sinyal, dan 2 lainnya digunakan untuk menyediakan arus pemanas

c. Relay


(Gambar 14. Lambang relay)
    Relay adalah koponen elektronika pada sebuah mobil yang memiliki dua bagian elektromagnetik berupa kontak point dan kumparan. Relay adalah komponen yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik yang besar dengan menggunakan kendali listrik arus kecil.
    Relay secara umum memiliki empat buah terminal, diantaranya terminal 87 dan juga terminal 30 yang tersambung pada kontak point dan terminal 85 dan juga terminal 86 yang masih berhubungan dengan elektromagnetik.
    Relay memiliki fungsi sebagai saklar atau elektromagnetik switch yang mana dikendalikan oleh magnet listrik. Relay memiliki cara kerja ketika elektromagnetik atau kumparan sedang dialiri arus listrik melalui terminal 86 dan terminal 85, maka kumparan akan menghasilkan gaya kemagnitan. Kemagnetan tersebut yang akan menarik bagian kontak point sehingga terminal 87 dan terminal 30 akan tersambung atau terhubung.
    Fungsi relay lainnya untuk melindungi bagian saklar kombinasi dan switch lampu besar yang bisa meleleh yang disebabkan oleh panas. Fungsi Relay juga untuk mempersingkat atau memperpendek arus listrik yang masuk ke dalam lampu dan akan membuat lampu menjadi lebih terang.

Spesifikasi


Dimensi

Referensi Data

d. Resistor
(Gambar 15. Lambang Resistor)
    Resistor atau disebut hambatan adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. satuan nilai resistor adalah ohm.nilai resistor biasanya diwakili dengan kode angka ataupun gelang warna yang terdapat di badan resistor. hambatan resistor sering disebut juga dengan resistansi.
 
Jenis jenis resistor diantaranya adalah:
1. Resistor yang nilainya tetap.
2. Resistor yang nilainya dapat diatur, resistor jenis ini sering disebut juga dengan variabel resistor ataupun potensiometer.
3. Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor.
4. Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, resistor jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient).

Fungsi resistor
1. Fungsi resistor membatasi arus listrik yang mengalir
2. Fungsi resistor untuk aplikasi DC yang membutuhkan keakuratan yang sangat tinggi. Contoh aplikasi penggunaan resistor ini adalah DC Measuring equipment, dan reference gulators untuk voltage regulator dan decoding Network.
3. Fungsi resistor sebagai standart didalam verifikasi keakuratan dari suatu alat ukur resistive.
4. Fungsi resistor untuk pengatur tegangan output pada power supplay.
5. Fungsi resistor untuk aplikasi power karena membutuhkan frekuensi respon yang baik, daya yang tinggi dan nilai yang lebih besar daripada power wirewound resistor.
6. resistor pembagi tegangan.


Grafik

e. Buzzer
     Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).

    Buzzer adalah jenis Buzzer yang menggunakan efek Piezoelectric untuk menghasilkan suara atau bunyinya. Tegangan listrik yang diberikan ke bahan Piezoelectric akan menyebabkan gerakan mekanis, gerakan tersebut kemudian diubah menjadi suara atau bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan menggunakan diafragma dan resonator.

Berikut ini adalah gambar bentuk dan struktur dasar dari sebuah Buzzer.

(Gambar 16. Lambang buzzer)
    Buzzer dapat digerakan hanya dengan menggunakan output langsung dari sebuah IC TTL.Buzzer dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan frekuensi di kisaran 1 – 5 kHz hingga 100 kHz untuk aplikasi Ultrasound. Tegangan Operasional Buzzer yang umum biasanya berkisar diantara 3Volt hingga 12 Volt.

Spesifikasi
Grafik

g. Magenitik reed

    Sensor magnet ialah salah satu dari beragam jenis sensor, ia bekerja dengan cara memanfaatkan medan magnet yang ada dan kemudian mengubah medan magnet  tersebut menjadi sinyal-sinyal (pulse) listrik yang kemudian akan dilakukan pemrosesan oleh rangkaian elektronik. Singkatnya sensor magnetic adalah sebuah transduser yang mengubah medan magnet menjadi sinyal listrik.
Sebelum lebih jauh masuk kepada sensor magnet alangkah lebih tepatnya jika kita memahami apa itu medan magnet

a.       Medan Magnet
    Dalam ilmu fisika, sebuah medan magnet adalah suatu medan yang terbentu diakibatkan oleh adanya pergerakan arus listrik yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya. Medan magnet adalah muatan yang besifat muatan vector. Pada sebuah medan magnet , maka sebuah gaya akan diberikan pada partikel-partikel electron bergerak yang dekat dengannya. Sehingga menyebabkan kekuatan medan agnet berbeda-beda tergantung pada lokasi (jarak).
Medan magnet terurai menjadi dua symbol menurut kaidah “International systems of units”. Yakni B dan H. Dalam pemakaiannya B menggunakan satuan tesla atau newton sebagai satuan, sementara H menggunakan ampere/meter. Cara kerja medan magnet dapat diuraikan sebagai berikut:


    Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa, medan magnet menggunakan prinsip tangan kanan untuk menentukan hubungan antara arah arus(I), besaran medan (B) dan jarak (P). Semakin jauh jarak terhadap kawat maka akan semakin kecil besar medannya.
Berdasarkan rumusan matematik biot savart, maka untuk menghitung besaran medan magnet digunakan
B=µ0.I.N/2π.a
Dimana:
B      : Medan magnet (T)
Π0    : Permeabilitas ruang hampa
N      :Jumlah lilitan (n)
I        : Arus Listrik (A)
               b.      Medan magnet solenoid
Sesuai judul yakni sensor medan magnet solenoid, maka akan dijelaskan mengenai solenoid itu sendiri.

    Sebuah kawat dibentuk seperti spiral yang selanjutnya disebut kumparan , apabila dialiri arus listrik maka akan berfungsi seperti magnet batang. Kumparan ini disebut dengan Solenida.Besarnya medan magnet disumbu pusat (titik O) Solenoida dapat dihitung:
B=µ0.I.N/L
Dimana:
B   : Besar  medan magnet (T)
µ0 : Permeabilitas
I    : Besar arus yang mengalir (A)
N   :Banyak lilitan (n)

L    :Panjang Solenoida (M)
h. Flex Sensor
    Kita tahu bahwa ada berbagai jenis sensor   yang tersedia di pasaran di mana setiap sensor dapat digunakan berdasarkan aplikasinya. Demikian juga, sensor tikungan atau sensor flex adalah salah satu jenis sensor yang digunakan untuk mengukur besaran lentur atau defleksi. Umumnya, sensor ini dipasang pada bagian luar, dan resistansi sensor ini dapat diubah dengan memutar bagian luar. Sensor-sensor ini berlaku di sarung tangan Nintendo power, sensor kumis robot, sensor pintu, atau komponen utama dalam pembuatan mainan boneka binatang peringat

Apa itu Sensor Fleksibel?

Sebuah flex sensor adalah jenis sensor yang digunakan untuk mengukur jumlah pembelotan jika tidak membungkuk. Perancangan sensor ini dapat dilakukan dengan menggunakan material seperti plastik dan karbon. Permukaan karbon disusun pada strip plastik karena strip ini diputar ke samping maka resistansi sensor akan berubah. Dengan demikian, itu juga disebut sensor tikungan. Karena hambatannya yang bervariasi dapat berbanding lurus dengan jumlah putaran, maka ia juga dapat digunakan seperti goniometer.

flex-sensor
flex-sensor

Jenis Sensor Fleksibel

Sensor ini diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan ukurannya yaitu sensor flex 2,2 inci & sensor flex 4,5 inci. Ukuran, serta resistansi sensor ini berbeda kecuali prinsip kerjanya.

Oleh karena itu ukuran yang sesuai dapat dipilih berdasarkan kebutuhan. Di sini artikel ini membahas ikhtisar sensor fleksibel 2,2 inci. Jenis sensor ini digunakan dalam berbagai aplikasi seperti antarmuka komputer, rehabilitasi, kontrol motor servo , sistem keamanan , antarmuka musik, kontrol intensitas , dan di mana pun konsumen perlu memodifikasi resistansi selama pembengkokan

Konfigurasi Pin

Konfigurasi pin dari sensor flex ditunjukkan di bawah ini. Ini adalah perangkat dua terminal, dan terminalnya seperti p1 & p2. Sensor ini tidak mengandung terminal terpolarisasi seperti dioda atau kapasitor , yang berarti tidak ada terminal positif & negatif. Tegangan yang dibutuhkan sensor ini untuk mengaktifkan sensor berkisar antara 3.3V -5V DC yang dapat diperoleh dari semua jenis antarmuka.

flex-sensor-pin-configuration
flex-sensor-pin-configuration

 

  • Pin P1: Pin ini umumnya terhubung ke terminal +ve dari sumber listrik.
  • Pin P2: Pin ini umumnya terhubung ke pin GND dari sumber listrik.

Di mana Digunakan?

Sensor fleksibel dapat digunakan dalam dua kasus berikut.

Sensor ini digunakan di mana pun Anda perlu menguji bagian luar perangkat, jika tidak, hal itu direncanakan atau tidak. Sebuah flex-sensor dapat digunakan untuk memeriksa pintu atau jendela dibuka atau tidak. Sensor ini dapat diatur di tepi pintu dan begitu pintu terbuka maka sensor ini juga akan tertekuk. Ketika sensor menekuk dari parameternya secara otomatis berubah yang dapat dirancang untuk memberikan peringatan.

Sensor ini digunakan di mana pun Anda perlu mengukur Bent, Flex, jika tidak, perubahan sudut untuk perangkat apa pun jika tidak, instrumen apa pun. Resistansi internal sensor ini berubah kira-kira linier dengan sudut kelenturannya. Jadi dengan menghubungkan sensor ke perangkat, kita dapat memiliki sudut fleksibel dalam resistansi parameter listrik.

Prinsip bekerja

Sensor ini bekerja dengan prinsip bending strip yang artinya setiap kali strip dipelintir maka resistansinya akan berubah. Ini dapat diukur dengan bantuan pengontrol apa pun.

Sensor ini bekerja mirip dengan resistor variabel karena ketika memutar maka resistansi akan berubah. Perubahan resistansi dapat bergantung pada linieritas permukaan karena resistansi akan berbeda ketika datar.

Ketika sensor diputar 450 maka resistansi akan berbeda. Demikian pula, ketika senor ini dipelintir menjadi 900 maka resistansinya akan berbeda. Ketiganya adalah kondisi lentur sensor flex.

Menurut ketiga kasus ini, resistansi akan normal pada kasus pertama, resistansi akan menjadi dua kali lipat dibandingkan dengan kasus pertama, dan resistansi akan menjadi empat kali lipat jika dibandingkan dengan kasus pertama. Jadi hambatannya akan bertambah bila sudutnya diperbesar.

Spesifikasi & Fitur

Spesifikasi dan fitur dari sensor ini antara lain sebagai berikut.

  • Tegangan operasi sensor ini berkisar dari 0V hingga 5V
  • Dapat berfungsi pada tegangan rendah.
  • Peringkat daya adalah 1 Watt untuk puncak & 0,5Watt untuk kontinu.
  • Suhu pengoperasian berkisar dari -45ºC hingga +80ºC
  • Resistansi datar adalah 25K
  • Toleransi resistensi akan menjadi ± 30%
  • Kisaran resistensi tikungan akan berkisar dari45K -125K Ohm

Aplikasi dari flex-ensor meliputi berikut ini


  • Instrumen Mendis
  • Periferal Komputer
  • Robotika
  • Terapi fisik
  • Gerak Virtual (Permainan)
  • Alat-alat musik

Jadi, ini semua tentang sensor fleksibel . Dari informasi di atas, akhirnya kita dapat menyimpulkan bahwa ketika sensor ini dibengkokkan maka resistansi terminal sensor ini akan berubah.

4. percobaan


a) Prosedur percobaan

1. siapkan alat dan bahan untuk membuat rangkaian pada proteus
2. Rangkai Souns ensor, magnetic reed, dan flex sensor pada proteus
3. masukkan code HEX pada sensor
4. nyalakan proteus


b) prinsip kerja rangkaian
       Ketika Magnetic reed berlogika 0 yaitu pada saat pintu besi terbuka maka logika 0 tersebut akan diiverterkan kemudian logika 1 tersebut menuju ke input B1 pada IC 7483. Bersamaan dengan itu, flex sensor juga akan berlogika 1 sehingga logika 1 tersebut akan menuju input A3 pada IC 7483. karena A3 dan B1 aktif maka output yang aktif adalah S2 dan S3. pada output S2 yang berlogika 1 akan menuju ke resistor dan kaki basis transistor. karena tegangan pada kaki basis transistor lebih besar daripada 0,7 maka transistor akan aktif sehingga akan ada arus yang mengalir dari power sebesar +6 menuju relay, kolektor, emitter, dan ground. karena relay dialiri arus maka akan switch akan berpindah dari kiri ke kana sehingga loop terhubung dan baterai akan mensupply motor.
    kemudian ketika sound sensor berlogika 1  akan menuju ke resistor dan kaki basis transistor. karena tegangan pada kaki basis transistor lebih besar daripada 0,7 maka transistor akan aktif sehingga akan ada arus yang mengalir dari power sebesar +6 menuju relay, kolektor, emitter, dan ground. karena relay dialiri arus maka akan switch akan berpindah dari kiri ke kana sehingga loop terhubung dan speaker akan menyala.
    ada output S3 yang berlogika 1 akan menuju ke resistor dan kaki basis transistor. karena tegangan pada kaki basis transistor lebih besar daripada 0,7 maka transistor akan aktif sehingga akan ada arus yang mengalir dari power sebesar +6 menuju relay, kolektor, emitter, dan ground. karena relay dialiri arus maka akan switch akan berpindah dari kiri ke kana sehingga loop terhubung dan baterai akan mensupply LED.

5. video 






6. Link download

a. download datasheet

Download C945 Datasheet sini
Download Resistor Datasheet sini
Download Relay Datasheet sini
Download vibration sensor sini
Download sound sensor Datasheet sini
Download motor datasheet sini
Download Flex Sensor Datasheet sini
Download magnetic reed Datasheet sini
Download Inverter Gate Datasheet sini

b. download rangkaian
File Rangkaian sini

c. download library proteus
link download sensor getar sini
sound sensor sini
Flex Sensor sini
Magnetic reed sini

d. Download Video
Video sini



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ARITMATIK ( KONTROL KEAMANAN RUMAH) [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA] DAFTAR ISI 1. Tujuan 2. Alat dan Bahan 3. Dasar Teori 4. Percobaan   5. Vid...